Periodontitis Agresif (Lokalisata dan Generalisata)
Ciri
Khas & Gambaran Klinis Periodontitis Agresif
Periodontitis agresif berbeda dengan periodontitis
kronis, dapat dilihat dari:
2. Tidak
banyaknya plak dan kalkulus
3. Adanya
riwayat keluarga terhadap penyakit agresif
Periodontitis agresif biasanya terjadi pada usia
pubertas dan dewasa muda. Periodontitis agresif diklasifikasikan menjadi dua
yaitu periodontitis agresif lokalisata dan periodontitis agresif generalisata.
1.
Periodontitis
Agresif Lokalisata
Periodontitis agresif lokalisata biasanya terjadi pada usia
pubertas. Secara klinis penyakit ini biasanya ditandai oleh adanya kehilanngan
perlekatan interproksimal sekurang kurangnya dua gigi permanen yang salah
satunya molar pertama dan insisivus.
Ciri
khas periodontitis agresif lokalisata adalah inflamasi relative ringan meskipun
terdapat poket yang dalam dan kehilangan tulang yang banyak dan cepat. Pada
banyak kasus jumlah plak pada gigi yang terlibat minimal, dimana tampak tidak
sebanding dengan jumlah kerusakan periodontal yang ada.
Gambaran
klinis lain dari periodontitis agresif lokalisata adalah:
1.
migrasi
distolabial I maksila dengan pembentukan diastema yang bersamaan
2.
peningkatan
mobility I maksila denga mandibula dan M1
3.
sensitivitas
dari permukaan akar yang denuded terhadap stimuli termal
4. nyeri yang timbul dan dalam selama mastikasi mugkin di sebabkan oleh iritasi stuktur jaringan pendukung oleh kegoyangan gigi dan impaksi makanan
4. nyeri yang timbul dan dalam selama mastikasi mugkin di sebabkan oleh iritasi stuktur jaringan pendukung oleh kegoyangan gigi dan impaksi makanan
Periodontitis agresif generalisata (PAG) biasanya terjadi pada usia kurang 30 tahun,
namun juga bisa terjadi pada individu yang lebih tua. Bukti menunjukkan bahwa
pasien periodontitis agresif generalisata memiliki respon antibody yang lemah
terhadap bakteri pathogen. Secara klinis ditandai adanya kehilangan tulang
interproksimal sekurang kurang nya tiga gigi permanen selain molar pertama dan
insisivus.
Destruksi
terjadi secara episodic, dengan periodedestruksi parah dan diikuti dengan
periode tenang yang lamanya bervariasi (minggu,bulan dan tahun).
Terdapat
dua respon jaringan gingiva pada kasus PAG:
1. Gingiva
terinflamasi akut yang parah, sering proliferasi, ulserasi, dan berwarna merah
terang. Pedarahan gingiva bisa terjadi spontan atau dengan stimulasi ringan. Supurasi juga ditemukan. Respon yang demikiang
ini terjadi pada stadium destruksin dimana sedang berlangsung kehilangan
perlekatan dan tulang.
2. Gingiva
berwarna pink, bebas dari inflamasi , kadang-kadang stippling tetap terlihat, meskipun bisa juga hilang. Meskipun
klinis terlihat inflamasi yang ringan namun bisa ditemukan poket periodontal
yang dalam. Respon yang demikian berkaitan dengan periode tenang dimana level
tulang tetap.
Referensi
: Daliemunthe SH. Periodonsia. Medan:
FKG USU, 2008: 234-238.
Comments
Post a Comment