Kontak Alergi / Allergic Contact Stomatitis (Stomatitis Venenata)
Allergic Contact Stomatitis (Stomatitis Venenata)
a.
Definisi
Allergic contact stomatitis (stomatitis venenata) merupakan reaksi pada rongga mulutakibat reaksi hipersensitivitas tertunda
yang terjadi ketika antigen dengan berat molekul rendah berpenetrasi ke kulit
atau mukosa pada individu yang rentan. Setelah terpapar kembali dengan antigen
pada individu yang peka maka akan terjadi reaksi inflamasi yang terbatas pada
lokasi/daerah kontak.
b.
Etiologi
Reaksi kontak
alergi (stomatitis venenata) dapat disebabkan oleh stimulan antigenik dengan
sejumlah zat asing. Daftar agent
yang dilaporkan dapat menyebabkan stomatitis venenata pada rongga mulut
sangat beragam, yaitu meliputi:
-
Makanan
dan bahan penyedap/penambah rasa
-
Pengawet
-
Permen
karet
-
Oral care product, seperti pasta gigi dan mouthwashes
Oral care product, seperti pasta gigi dan mouthwashes
-
Dental materials seperti glove
dan rubber dam, restorasi metal/amalgam
(karena merkuri di dalam amalgam), bahan
akrilik gigi tiruan (karena monomer bebas pada akrilik), material cetak, serta
topikal anastesi.
Walaupun rongga mulut
terkena berbagai antigen, frekuensi terjadinya true allergic reactionterhadap semua kotak antigen tampak jarang.
Ini dibuktikan pada studi prospektif dari 13.325 pasien dental, yang mana hanya terdapat 7 kasus kontak
alergiakut dan 15 kasus kontak alergikronis dari efek samping yang dikaitkan
dengan dental materials. Insidensi
kontak stomatitis tidak diketahui, tetapi diyakini secara signifikan kurang
umum terjadi dibandingkan kontak dermatitis. Mukosa oral kurang
sensitif dibandingkan permukaan kulit, hal ini mungkin disebabkan karena
faktor-faktor berikut:
- Periode
kontak dengan antigen sering dalam waktu singkat.
- Saliva yang
cair melumaskan dan menghilangkan banyak antigen (saliva secara cepat
mencairkan antigen potensial dan secara fisik membersihkan dan mencerna/menyerapnya
sebelum berpenetrasi ke mukosa oral)
- Karena
mukosa oral lebih vaskular daripada kulit, antigen potensial yang berpenetrasi
ke mukosa, dihilangkan secara cepat sebelum reaksi alergi dapat terbentuk.
- Alergen
mungkin tidak dikenali karena densitas yang rendah dari sel lagerhans dan
limfosit T.
c.
Patogenesis
Reaksi
kontak alergi (stomatitis venenata) dapat disebabkan oleh stimulan antigenik
dengan sejumlah zat asing, meliputi makanan dan bahan penyedap, pengawet, oral care product, dental materials dan agen lainnnya. Respon imunyang dihasilkan terutama dimediasi oleh selT. Pada fase sensitisasi, sel epitel langerhans tampak memiliki peran yang besar dalam mengenali antigen asing.Sel dendritik bertanggung jawab untuk memproses
antigen yang masuk ke epitel dari lingkungan eksternal. Sel langerhans kemudian
menyajikan penentu antigenik yang tepat untuk limfosit T. Setelah antigenik
terpapar kembali, limfosit lokal mengeluarkan mediator inflamasi (sitokin) yang
menghasilkan perubahan karakteristik secara klinnis dan histologi dari proses
ini.
d.
Gambaran Klinis
Lesi dari kontak alergi terjadi secara langsung dekat
dengan penempatan atau lokasi dari causative
agent. Tampilan bervariasi, mencakup lesi erithematous, erosive, vesicular, lichenoid, dan ulserasi. Allergic contact
stomatitis dapat akut atau kronis dari
kasus-kasus yang didiagnosis.
1.
Tipe
akut
Pada
pasien dengan kontak alergi stomatitis akut, gejala umum yang ditemukan adalah
sensasi terbakar. Tampilan dari mukosa yang terkena bervariasi dari kemerahan
ringan sampai lesi eritema dengan/ tanpa edema, vesikel jarang terlihat ketika
ada segera ruptur kemudian menjadi erosi. Ulserasi superfisial yang menyerupai
aphtae kadang-kadang tampak, mennimbulkan rasa gatal, perasaan tertusuk dan
mungkin terdapat edema.
2. Tipe kronis
Tampilan
mukosa erythematous atau putih dan
hiperkeratotik. Secara periodik, erosi berkembang di zona yang terkena.
Beberapa alergen terutama pasta gigi dapat menyebabkan eritema yang menyebar
dengan deskuamasi pada lapisan superfisial dari epitelium. Sedangkan alergi
pada bibir menunjukkan bibir kering, pecah-pecah dan bersisik pada vermilion
bibir.
e.
Diagnosis
Diagnosis akut contact stomatitis
relatif mudah ditegakkan, jika reaksi diamati dalam 30 menit dari kunjungan
dental (dental visit) maka dapat
segera diperiksa dan dipastikan alergen penyebab, sedangkan untuk menegakkan
diagnosis kronis contact stomatitis
relatif lebih sulit, pemeriksaan membutuhkan keadaan OH yang baik kemudian
lakukan eliminasi semua etiologi yang mungkin bersamaan dengan riwayat positif
skin test terhadap suspected allergen.
Jika allergic contact stomatitis
secara kuat dicurigai tapi hasil skin
test (-) lakukan direct testing
ke mukosa dengan meletakkan antigen ke permukaan mukosa rongga mulut. Jika
kulit sensitif terhadap suatu antigen tertentu terdapat kemungkinan mukosa
tidak menunjukkan sensitifitas terhadap antigen tersebut namun sebaliknya jika
mukosa sensitif terhadap suatu antigen tertentu dapat dipastikan kulit juga
sensitif terhadap antigen tersebut.
f.
Penatalaksanaan
Perawatanallergic contact stomatitisyaitu mengeliminasi secara langsung material yang
dianggap sebagai penyebab (jika penyebabnya dapat diidentifikasi). Pada kasus ringan dari akut contact
stomatitis, cukup dengan penghilangan alergen dan lesi akan sembuh. Pada kasus ringin lesi seharusnya sembuh pada 1 sampai 2 minggu. Pada kasus yang lebih parah, terapi antihistamin, yang mana dikombinasikan
dengan anastesi topikal (misalnya dyclonin HCL biasanya bermanfaat). Reaksi
kronis merespon penghilangan sumber antigenik dan aplikasi kortikosteroid
topikal seperti fluocinonide gel atau
dexamethasone elixir. Kortikosteroid sering diberikan untuk menghilangkan simptomatik.
Comments
Post a Comment