Obat Antifungal/Jamur (Candidiasis)
Obat
Antifungal
Pendekatan terapeutik dari oral candidiasis dapat
dilakukan dengan terapi obat antifungal secara topikal dan sistemik.Pilihannya tergantung pada
probabilitas kepatuhan, tingkat rasa sakit (oral
pain), kemampuan untuk menggunakan obat topikal dan pilihan pasien.1 Perawatan biasanya dilakukan selama 7 hari.
Respon terhadap perawatan biasanya bagus, lesi oral dan gejala akan hilang
dalam periode cukup singkat (berkisar 2-5hari), tapi terdapat kemungkinan relaps yang umum terjadi karena
mendasari immunodefisiensi, dan penyebab lain dimana penyebab kandidiasis oral masih
bertahan (persisten).2
A.
Terapi Topikal
Topikal antifungal tersedia dalam bentuk cairan kumur, suspensi, cream,
dan lozenge (tablet hisap).Bentuk
dari medikasiyangdipilihsebaiknya menggambarkan atau memperhatikan kondisi
ronga mulut. Faktor yang juga harus dipertimbangkan dalam pemilihan obat yang
akan digunakan adalah seperti rasa, tekstur, dan sukrosa pemanis obat.1
Nystatin dapat digunakan sebagai inisial/awal
perawatan untuk pasien dengan orofaringeal candidiasis.Nystatin suspensi (500,000
U/5ml), sukrosa pemanisnya tinggi sehingga sebaiknya digunakan hanya untuk
periode yang pendek terutama untuk pasien yang xerostomia.Menelan bukanlah sebuah keharusan,
karena nystatin tidak diserap diusus. Nystatin dapat menginduksi nausea (mual)
yang mana dapat mengakibatkanlimited
compliance pada pasien yang menjalani kemoterapi sistemik dan yang mungkin
sudah berada pada risiko mual.Nystatin dalam bentuk troche vagina (100,000 units terlarut secara oral
5 kali sehari)tepat dan sering efektif dalam mengontrol pertumbuhan Candida. Nystatin powder (100 mg/g pada wadah
semprotan) sangat berguna untuk mengaplikasikan ke permukaan jaringan yang
berkontak dengan denture. Bentuk
cream juga dapatdiaplikasikan ke permukaan gigi tiruan dan sudut mulut.1
Amphotericin B tersedia dalam bentuk suspensi topikal
(100mg/ml). Bentuk swish and swallow diberikan
1ml, hingga 4 kali sehari. Nystatin dan amphotericin B merupakan antimicrobial
poliena, dan menunjukkan hubungan yang jarang dengan pertimbangan dari
resisten.1
Antifungal azole tersedia sebagai terapi
topikal.Clotrimazole oral dan vaginal troches juga tersedia.Oral troche
(Mycelex) dipermanis dengan rasa gula.Mycelex ini dibagikan pada jumlah 10mg
untuk dilarutkan secara oral hingga 5 kali tiap hari.Vaginal troches ketika
dilarutkan pada mulut (100mg, 1 atau 2/d) sangat berguna karena dosis tinggi
dan mmengurangi frekuensi pemakaian.Kedua bentuk memberikan/menyediakan kontak
berkepanjangan dengan ragi dan terbukti manjur.Itraconazole memiliki kegunaan
terbatas dalam mengontrol kandidiasis.1
Cream miconazole merupakan terapi topikal
yang sangat berguna untuk angular
cheilitis/permukaan jaringan pendukung gigi tiruan. Ini didasarkan efek
antifungal yang juga sebagai efek pada stafilokokus yang mungkin ada.Obat kumur
antiseptik dapat membatu dalam awal/inisial perawatan kandidiasis oral, atau
sebagai tindakan pencegahan untuk mengontrol infeksi rekuren.Chlorhexidine (peridex, periogard)
memiliki spektrum antifungal dan dapat menekan kolonisasi. Nystatin tidak boleh
digunakan secara bersamaan dengan penggunaan chlorhexidine.1
B.
Terapi Sistemik
Medikasi secara sistemik dapat memberikan kenyamanan
terapi, meskipun berkaitan dengan pertimbangan biaya, medis dan toksisitas. Durasi penggunaan obat harus dipertimbangkan
serta faktor
resiko yang mendasari/yang menyebabkan kandidiasis.1
Amphotericin B merupakan spektrum yang luas yang penting dan efektif
sebagai antijamur sitemik.Namun memiliki resiko toksisitas ginjal. Obat ini
terutama digunakan secara intravena, namun juga disediakan dalam bentuk swishdan swallow solution.1
Azole yang meliputi ketoconazole &
fluconazole telah banyak di gunakan untuk pengendalian infeksi jamur oral
secara sistemik.Ketoconazole (200-400mg satu kali sehari) merupakan agen
anticandidal yang efektif.Obat ini dikonsumsi setelah makan karena diserap
dilingkungan yang asam (pH rendah), dimetabolisme diliver, sehingga penggunaanya dibatasi (penggunaan jangka
panjang dipertimbangkan) untuk pasien yang menderita hepatitis. Efisiensi penyerapan ketoconazole
dapat berkurang dengan adanya antasida.1
Fluconazole merupakan yang paling mudah
ditoleransi dari golongan azoles, tapi membawa resiko dimana dapat terjadi
resistensi jamur.Fluconazole ini juga berguna untuk profilaksis dan pada
individu yang membutuhkan pengobatan selama periode waktu yang diperpanjang,
misalnya pasien yang kompromis medis. Dosis terapi fluconazole (200mg pada awal & 100mg
sehari sesudahnya) telah menjadi obat antifungal oral yang efektif. Hal ini dimetabolisme
diginjal dan dikonsumsi dengan/tanpa makanan.1
Itraconazole (100mg kapsul) dapat digunakan
untuk perawatan kandidiasis oral. Itraconazole suspensi oral juga sekarang tersedia
(200 mg tiap hari selama 2 minggu). Level sekresi saliva dari glandula saliva dipertahankan
selama beberapa jam setelah pemberian itraconazole, dikontraindikasikan untuk
pasien yang mengkonsumsi astemizole,triazolam,midozolam dan cisapride.2
Referensi:
1. Silverman S, Eversole LR, Truelove EL. Essential of Oral Medicine. Hamilton: BC
Decker; 2001. p. 173-177, 206-208.
2 Ghom AG, Ghom SA. Textbook
of Oral Medicine. 3rd ed. New Delhi: Jaypee; 2014. p. 159.
Comments
Post a Comment